Focus Group Discussion (FGD) bertema “Model Kolaborasi Lembaga Pendidikan Islam dan Lembaga Adat dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah (Moderasi Beragama) dan Masyarakat Beradat di Tapanuli Selatan

Focus Group Discussion (FGD) bertema “Model Kolaborasi Lembaga Pendidikan Islam dan Lembaga Adat dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah (Moderasi Beragama) dan Masyarakat Beradat di Tapanuli Selatan

Prof. Dr. Mahyudin Ritonga, S.Pd.I, MA, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat sekaligus penerima tiga hibah penelitian dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada tahun 2025, memimpin Focus Group Discussion (FGD) bertema “Model Kolaborasi Lembaga Pendidikan Islam dan Lembaga Adat dalam Mewujudkan Islam Wasathiyah (Moderasi Beragama) dan Masyarakat Beradat di Tapanuli Selatan”.

Kegiatan ini digelar di Aula Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan pada Senin, 28 Juli 2025, dengan menghadirkan narasumber kompeten, yakni Dr. Akhiril Pane, M.Pd, dan Dr. Zainal Efendi Hasibuan, MA. Dan dimoderatori oleh Dr. Julhadi, MA selaku Ketua Program Studi S3 Studi Islam Pascasarjana UM Sumatera Barat.

FGD ini dihadiri oleh tokoh adat, tokoh agama, pimpinan lembaga pendidikan Islam, serta akademisi dari berbagai institusi di Tapanuli Selatan. Tujuannya adalah mengumpulkan dan memperkuat data penelitian Prof. Mahyudin Ritonga, yang fokus pada sinergi antara pendidikan Islam dan kearifan lokal untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berpegang pada prinsip Islam Wasathiyah (moderasi beragama).

Pentingnya Kolaborasi Lembaga Pendidikan Islam dan Adat

Dalam sambutannya, Prof. Mahyudin Ritonga menegaskan bahwa FGD ini merupakan langkah strategis untuk merumuskan model kolaborasi yang efektif.

“Islam Wasathiyah tidak hanya tentang pemahaman agama yang moderat, tetapi juga bagaimana nilai-nilai Islam dapat bersinergi dengan kearifan lokal untuk menciptakan masyarakat yang beradat dan beradab,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa Tapanuli Selatan memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang kuat, sementara lembaga pendidikan Islam memiliki peran sentral dalam pembentukan karakter. “Jika kedua elemen ini bersinergi, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya religius tetapi juga mencintai budaya sendiri,” tambahnya.

Berita Selengkapnya : https://jernihnews.com/berita/5654/guru-besar-um-sumbar-prof-mahyudin-ritonga-pimpin-fgd-moderasi-beragama-di-tapanuli-selatan.html